Selasa, 15 Maret 2011

FATAMORGANA



Ketika perjalanan Jakarta Tasikmalaya kutempuh, dalam hatiku ada mutiara perindu kepada dirimu satu. tapi kelok – kelok perjalanan selalu menghalangi Perjalanan Menjaring Matahari & perjalanan cinta ku dalam kehidupan ini. namun akan kusibak Tirai Kehidupan yang berserakan bagaikan kristal – kristal Cinta.
“ Kawan ! Akan ku ukir namamu dalam Senandung Cinta Putih & cerita di dalam kalbu. Izinkanlah aku untuk memandangi wajah dalam bingkai yang terseyum pada diriku. Namun sanggupkah aku …? Karena kamu idola & Satria Pujaan di Negeri Khatulistiwa sehingga banyak Ratu Sejagat yang mendekati dirimu.
“ Jejaka ……, Masihkah Ada tentang ingatan mu tentang perkenalan kita berdua di Stasiun Tua saat Denpasar Moon …? Semoga ..? Karena engkau lilin – lilin kecil & Lentera itu menerangi sukamku dalam Bias Sinarnya Rembulan & Matahari yang berPijar untuk ku. Kasih, Senja Di Bukit Cinta itu selalu terkenang bahagia bersamamu rindu.



Sahabat …! Tahukah kau disini ada Kemelut Sebuah Hati & Gerimis Hati, selalu membasahi lembaran Kehidupan, karena Pelarian Mega Mendung. Hujanpun jatuh di Kota Jogjakarta saat berGelora Asmara di sanubari. Kutatap Lazuardi di Batas Cakrawala Senja dengan penuh keyakinan , karena disana terlihat Pelangi yang membentang dengan Peri Asmara mencintaimu Sebuah Nama Yang Indah. “ Kau & Aku Teman Sejati Tak ‘kan ku ucapkan Selamat Jalan Kekasih, hanya dalam bibir ku Ucap Selamat Buat Kasih, karena telah menjadi seorang Sarjana & selamat malam Belahan Jiwaku. Aku pun Takbisa Kelain Hati.

Kurangkai kata demi kata dari judul lagu , akhirnya jadilah sebuah kisah walau cuma fatamorgana

Tidak ada komentar: