Minggu, 20 Maret 2011

HARI JADIMU

Ketika tamat tiupan lilin
orang-orang menyanyikan “Happy Birthday”
kau terpuruk di telaga bening harumu,
melintas batas kemarin



Kau berkaca dandananmu masih
di ranjang lena
di langit rumah ada pujaan bayang
lewat lagu, lewat angan mengibas
(cerita rindu berdua)


Tanpa ucap, tanpa tatap,
cuma
bayang
samar
dalam bayang ada gairah
dalam gairah ada pujaan
(dalam rumah fatamorgana!)


Kau terpuruk di batu rindu
anganmu makin terbawa angin langit
memburu bulan narawastu
(ketika pungguk rindukan bulan jatuh
kau terpaku !)






Sekarang kau bercermin,
Entah berapa masa,
putih mulai di kepala, entah
masih terus memburu rindu bayang
atau
kau bangun pagi-pagi
kerna matahari sebentar lagi tiba di batas senja
dan bayang hilang di bumimu
dan kau sibuk mengatur ruang
berbenah

Ketika tamat tiupan lilin
orang-orang menyanyikan “Happy Birthday”
kau terpuruk di telaga bening harumu,
melintas batas kemarin


Kau berkaca dandananmu masih
di ranjang lena
di langit rumah ada pujaan bayang
lewat lagu, lewat angan mengibas
(cerita rindu berdua)


Tanpa ucap, tanpa tatap,
cuma
bayang
samar
dalam bayang ada gairah
dalam gairah ada pujaan
(dalam rumah fatamorgana!)


Kau terpuruk di batu rindu
anganmu makin terbawa angin langit
memburu bulan narawastu
(ketika pungguk rindukan bulan jatuh
kau terpaku !)


Sekarang kau bercermin,
Entah berapa masa,
putih mulai di kepala, entah
masih terus memburu rindu bayang
atau
kau bangun pagi-pagi
kerna matahari sebentar lagi tiba di batas senja
dan bayang hilang di bumimu
dan kau sibuk mengatur ruang
berbenah

Tidak ada komentar: